LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
UJI VIGOR BENIH
Oleh
:
Apollo
wijaya haloho
E1j012071
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengujian mutu benih, yang meliputi
pengujian mutu fisik, genetis, dan fisiologis merupakan metode untuk menentukan
nilai pertanaman dilapangan. Didalam setiap pengujian, standar tolak ukur untuk
mutu kualitas benih berbeda-beda. Karena itu, komponen-komponen mutu benih yang
menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih dilapangan harus dievaluasi
dalam pengujian. Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA(Internasional
Seed Testing Association) atau ASOA (Association Official Seed Analisis) dengan
bebrapa penyesuaian. Penyesuaian tersebut antara lain penyederhanaan prosedur
pengujian benih, yang salah satunya ialah pengujian mutu fisiologis benih.
Sedang uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar
listrik. Pengujian-pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel benih yang
mewakili lot(kumpulan) benih.Uji penguasaan dipercepat merupakan salah satu uji
daya simpan benih. Uji ini tergolong kedalam metode uji vigor benih dengan
lingkungan sub optimum, tetapi lingkungan tersebut diberikan sebelum benih
dikecambahkan. Uji ini bermanfaat untuk menduga berapa lagi benih dapat
disimpan sehingga sangat berguna bagi produsen, pedagang atau penyalur benih.
Lingkungan
yang diberikan kepada benih dianggap sebagai suatu cara simulasi lingkungan
yang dapat menyebabkan kemunduran mutu benih dalam penyimpanan. Mengingat
lingkungan simpan yang lazim adalah dalam suhu kamar dengan komponen lingkungan
simpan utama berupa suhu dan kelembaban nisbi atm, maka metode uji penguasaan
dipercepat merupakan metode uji simulasi
yang lebih sesuai.
Metode
uji konduktivitas listrik benih telah disarankan oleh ISTA dan AOSA sebagai
salah satu metode uji vigor dan telah diterapkan dengan hasil yang memuaskan
pada benih kapri, jagung dan kedelai.
1.2 Tujuan
Mahasiswa Agar dapat
melakukan pengujian vigor benih dengan metode uji pengusangan dipercepat dan
uji daya hantar listrik.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam uji vigor benih biasanya bertujuan untuk
menentukan kemurnuan dalam suatu benih. Benih murni merupkan salah satu
komponen dalam pengujian benih dan sangat penting dalam menghasilkan benih yang
berkulitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil
dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam
pengujian benih, sangat penting dalam menentukan atau menghasilkan benih yang
berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil
dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan
daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian
kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi kerja, kemurnian dan
identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada
berat komponen pengujian. Dalam pengujian menurut ISTA, contoh kerja kemurnian
dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran.
Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui
komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih
yang diwakilinya. Contoh kerja dipisahkan kedalam komponen benih murni, benih
tanaman lain, dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkna
presentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja.
Pemurnian bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan
spesies yang diproduksi dan bahan pengotor, tujuan yang lain yaitu memilioh
benih murni dari benih-benih yang kecil, berwarna tidak normal, dan benih-benih
yang tidak sehat. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan
karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan
dipecahkan dengan menggunkan perangkat mesin dengan cara yang benar. (Marwanto. 2010)
Pada prinsipnya Analisis kemurnian dilaboratorium
merupakan memisahkan contoh benih dalam tiga bagian yaitu komponen benih murni,
benih tanaman lain, dan kotoran benih. Analisis kemurnian ini dilakukan dengan
cara manual menggunakan pinset. Benih yang akan diuji dihamparkan diatas meja
analisis kemudian benih dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu benih murni, benih
lain, dan kotoran. Hasil pengujian kemurnian ditulis dalam presentase dengan 1
desimal (1 angka dibelakang komna), jumlah presentae berat dari semua komponen
harus 100%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% supaya dilaporkan trace
yang berate ada tetapi jumlahnya sedikit dan dicantumkan macam komponennya.
Apabila ditemukan hasil nihil dari suatu komponen harus ditulis angka 0,0% pada
kolom yang disediakan (kolom-kolom pada kartu analisa tidak boleh dibiarkan
kosong). (Dwi sucipto. 2009)
Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh benih,s yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang
ditentukan. mutu benih adalah sejumlah atribut dan kerakter benih yang
ditunjukkan secara indifidual atau kelompok.
Kualitas atau mutu benih dapat dibagi atas 4 bagian
besar yaitu ;
1. Mutu
fisik
2. Mutu
fisiologis
3. Mutu
genetic
4. Mutu
phatologis
A. Mutu
benih fisik
Mutu
fisik benih ini berkaitan dengan kondisi fisik benih secara visual, seperti
warna, ukuran, bentuk, bobot dan tektur permukaan kulit benih. Tolak ukur yang
dijadikan kriteria adalah keseragaman.
Sifat-sifat lain yang diamati adalah tingkat keutuhan benih (tolak ukur; tingkat kerusakan benih), tingkat
kelembaban benih (tolok ukur; kadar air
benih), dan tingkat kontaminasi benda lain (tolok ukur; kemurnian mekanis benih).
B. Mutu
benih fisiologis
Mutu
fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di
dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi
benih. Parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui mutu fisiologis benih
ini adalah viabilitas benih
serta vigor benih. Tolak ukur
viabilitas benih yaitu Daya Berkecambah (DB) dan Potensi Tumbuh Maksimum (PTM),
sedangkan tolak ukur vigor benih yaitu Daya Simpan Benih dan Kekuatan Tumbuh
Benih (Kecepatan Tumbuh Benih).
C. Mutu
benih genetic
Mutu benih secara genetik ini barkaitan dengan
susunan kromosom dan DNA benih serta jenis protein yang ada dalam benih, dengan
tolak ukur kemurnian genetis benih.
Selain itu, tolak ukur lain adalah kemurnian
mekanis benih yaitu persentase kontaminasi jenis atau varietas lain.
D. Mutu
benih phatologis
Tolak
ukur dari mutu pathologis benih yang biasa diginakan adalah status kesehatan benih. Hal-hal yang
diamati untuk mengetahui status kesehatan benih ini adalah keberadaan serangan
pathogen, jenis pathogen, dan tingkat srangan pathogen.
(Sevila .1988).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1Waktu dan Tempat
Praktikum teknologi benih dengan acara uji
vigor benih ini, dilaksanakan pada hari Rabu 07 mei 2014. Bertempat di
laboratorium Agronomi.
Alat
dan Bahan
Bahan
:
Benih kacang hijau
Benih padi
Benih jagung
Benih kacang merah
Aquades
Kertas merang
Alat
:
timbangan digital, oven
gelas piala, gelas
ukur, pengaduk
nampan
rak penderaan dan air
EC meter.
3.2 Cara Kerja
a.
Uji
peredaran benih
v Benih
disiapkan masing-masing 100 butir benih jagung, 200 butir benih padi, 200 butir
benih kacang hijau, dan 100 butir kacang merah.
v Benih
ditempatkan dirak penderaan yang telah dipasang sebelumnya didalam kotak
penderaan yang berisi air. Kotak penderaan tersebujt ditutup dengan penutupnya.
v Kotak
penderaan berisi benih yang akan diuji ini dimasukkan kedalam oven bersuhu 420
C dan pertahankan didalamnya selama 0, 3, dan 6 hari.
v Setelah
saat penderaan selesai, benih dikecambahkan dengan metode antar kertas.
v Kecambah
yang normal; dihitung pada umur 4 dan 7 hari setelah tanam untuk jagung, kacang
hijau, kacang m,erah, dan untuk padi 7 dan 14
hari setelah tanam.
v Kecambah
normal dibuang pada hitrungan pertama maupun benih yang busuk dan kecambah yang
mati.
v Presentasi
kecambah normal dihitung pada pengamatan terakhir sebagai daya kecambah (DB)
b.
Uji
daya hantar listrik
v Diambil
masing-masing 50 butir benih padi, jagung, kacang hijau, dan kacang merah.
v Dibagi
ke 50 butir benih tersebut menjadi 2 bagian yang sama sehingga setiap bagian
berjumlah 25 butir benih.
v Tiap-tiap
25 butir benih tersebut ditimbang9angka pecahan digunakan dua decimal
dibelakang koma).
v 25
butir benih tersebut ditempatkan dalam gelas Erlenmeyer bervolume 200ml
v 75ml
aquades ditambahkan kedalam gelas tersebut.
v Gelas
Erlenmeyer ditempatkan dalam ruang dengan suhu kamar selam 24 jam.
v Setelah
24 jam inkubasi, benih diambil dan dibuang.
v Diukur
daya hantar listrik(DHL) air rendaman dengan EC meter (missal X1). Sebelum
diukur, air rendaman diaduk sampai rata.
v 75ml
air aquades tanpa benih disiapkan sebagai control dan dilakukan pengukuran
dengan prosedur yang sama (missal Y1).
v Sebelum
dan sesudah pengukuran, cuci electroda dengan aquadest dan keringkan dengan
kertas tissue.
v Dihitung
air rendaman dengan menggunakan rumus:
Dengan :
A1 =
Hasil pengukuran DHL air rendaman benih dikurangi hasil pengukuran DHL aquades pada setiap bagian.
=
(X1 – X2)
A2 =
(X2-Y2)
X1 =
Berat 25 benih bagian 1
X2 =
Berat 25 benih bagian 2
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil pengamatan
Hasil
pengukuran berat benih
Benih
|
x1
|
x2
|
x3
|
x4
|
Jagung
|
9.5
|
9.1
|
10.2
|
10.6
|
Hijau
|
4.8
|
5.3
|
4.1
|
7.6
|
Padi
|
0.9
|
0.9
|
0.9
|
1.8
|
Kacang
merah
|
15.4
|
17.7
|
14.7
|
17.2
|
Benih
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
Jagung
|
534
|
561
|
6.92
|
646
|
Hijau
|
1199
|
1148
|
1331
|
1685
|
Padi
|
458
|
419
|
406
|
4.76
|
Kacang
merah
|
6.68
|
5.91
|
7.56
|
7.68
|
Hasil pengukuran DHL
Benih
|
Ms
|
Padi
|
379.69
|
Jagung
|
109,54
|
Kacang Hijau
|
765.85
|
Kacang Merah
|
- 62.46
|
Perhitungan
Y
= 337 (control)
· Jagung
A1 = X1 – Y = 534-337 =
197
A2 = X2 – Y = 561-337 =
224
A3 = X3 – Y = 692-337 =
355
A4 = X4 – Y = 646 – 337
= 309
= 0.25 + ( 20.73 + 24.61 + 34.80 +29.15)
=109.54
· Kacang
Hijau
A1 = X1 – Y = 1199-337
= 862
A2 = X2 – Y = 1148-337
= 881
A3 = X3 – Y = 1331-337
= 994
A4 = X4 – Y = 1685 –
337 = 1348
= 0.25 + ( 179.58 + 166.22 + 242.44 +177.37)
=765.85
· Padi
A1 = X1 – Y = 458-337 =
121
A2 = X2 – Y = 419 -337
= 82
A3 = X3 – Y = 406 -337
= 69
A4 = X4 – Y = 476 – 337
= 139
= 0.25 + ( 134.44 + 91.11 + 76.67 + 77.22)
= 379.69
· Kacang
merah
A1 = X1 – Y = 6.68 -337
= - 330.32
A2 = X2 – Y = 5.91 -337
= - 331.09
A3 = X3 – Y = 7.56 -337
= - 329.44
A4 = X4 – Y = 7.68 –
337 = - 329.32
=
0.25 + ( ( - 21.45) + (-18.71) + (-22.41) + (-19.14 ) )
= -
62.46
Data penderaan benih
Benih
|
Jumlah
kecambah
|
|
Hari
ke - 5
|
Hari
ke – 7
|
|
Padi
|
0
|
2
|
Jagung
|
23
|
9
|
kacang hijau
|
29
|
44
|
kacang merah
|
14
|
5
|
Hasil pengukuran daya kecambah benih
Benih
|
Hari ke 5
|
Hari ke 7
|
Padi
|
0 %
|
4 %
|
Jagung
|
92 %
|
36 %
|
kacang hijau
|
58 %
|
88 %
|
kacang merah
|
56 %
|
21
%
|
Perhitungan
Hari ke lima
·
Benih Padi
·
Benih kacang merah
·
Benih kacang hijau
·
Benih jagung
Hari ke tujuh
·
Benih Padi
·
Benih kacang merah
·
Benih kacang hijau
·
Benih jagung
4.2
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan mengenai pengujian uji vigor benih yang mana nantinya diharapkan
berbagai kemungkinan untuk mendapatkan hasil pengujian benih yang bagus dengan
asumsi benih itu benar-benar bermutu dan berkualitas tinggi, sehingga nantinya
bisa digunakan oleh khalayak masyarakat. Berbagai hal yang ada pada saat ini
yaitu, adanya benih - benih yang illegal (Non- Bersertifikat), hal inilah yang
menjadikan masyarakat mengalami kerugian yang mendasar dengan adanya hal
tersebut. Dengan demikian, adanya kegiatan praktikum uji vigor benih ini
diharapkan bisa menangani masalah dan problema-problema dalam kegiatan
pertanian masa, dan dengan adanya ujui vigor benih yang telah kami lakukan bisa
menjadikan masyarakat bisa memahami dengan adanya benih yang bersertifikat
tentunya benih yang bersertifikat itu telah dilakukan berbagai pengujian
seperti halnya uji vigor ini. Dalam pengujian vigor ini banyak hal yang bisa
ketahui apakah benih yang mau kita semaikan dilapangan itu bagus atau tidak
dalam perkecambahannya yang nantinya dalam hal ini jika banyak yang berkecambah
maka benih itu bagus untuk digunakan, begitu pula sebaliknya jika benih dalam
perkecambahannya hanya sedikit maka benih tidak layak untuk digunakan. Apalagi
kita ketahui bahwa masyarakat banyak sekali buta akan pengetahuan, maka inilah
tugas kami untuk memberikan wawasan ataupun pengetahuan mengenai penggunaan
bibit unggul(bersertifikat).
Dalam pengujian yang telah kami
lakukan, diperoleh data-data seperti pada hasil pengamatan yang telah tertera
diatas. Dengan demikian kami akan membahas sedikit tentang berbagai hal
mengenai daya kecambah benih dan daya hantar listrik. Untuk perhitungan daya
kecambah benih padi untuk penderaan hari ke 5 kita dapatkan hasilnya yaitu 0%,
benih jagung 92 %, benih kacang hijau 58 %, benih kacang merah 56 %. Sedangkan
untuk penderaan hari ke 7 didapatkan untuk benih padi 4 %, benih jagung 36 %,
benih kacang hijau 88 %, benih kacang merah 20%. Sedangkan untuk penghitungan
daya hantar listrik kami dapatkan untuk benih padi 379.69, benih jagung 109.54,
benih kacang 765.85, benih kacang merah – 62.46
Dari hasil penghitungan tersebut
bahwa untukpenderaan hari ke 5benih padi yang ada ternyata daya kecambahnya
tidak ada(nol), jadi kita asumsikan bahwa benih apadi ini tidak layak digunakan
untuk ditanam. Untuk benih jagung mengalami perkecambahan yang luar biasa yaitu
92 %, inilah yang kita harapkan, benih yang sperti inilah yang layak digunakan
untuk ditanam, yang nantinya tidak akan membuat para petani kecewa dengan hasil
yang akan mereka peroleh. Untuk benih kacang hijau daya kecambahnya yaitu 58 %,
benih kacang merah 56 %. Untuk benih kacang hijau dan kacang merah ini hanya
sedikit yang tidak berkecambah, maka benih ini juga baik digunakan, walaupun
nantinya jika ditanam akan melakukan penyulaman tetapi tidak begitu banyak.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.
uji vigor benih
biasanya bertujuan untuk menentukan kemurnian dalam suatu benih
2.
Benih murni merupkan
salah satu komponen dalam pengujian benih dan sangat penting dalam menghasilkan
benih yang berkulitas tinggi.
3.
Penentuan kemurnian
dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan
komposisi kelompok benih yang diwakilinya.
4.
Pemurnian benih tidak
dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih
mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunkan
criteria yang benar.
5.
Benih yang diasumsikan
bgus kualitasnya dalam uji vigor yaitu benih jagung.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Marwanto. 2014. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Fakultas Pertanian.
Universitas Bengkulu.
Sucipto Dwi. 2009.Teknologi Benih. Gadjah Mada University
Press. Jogyakarta.
No comments:
Post a Comment
mohon komentarnya