• Home
  • download
  • story
  • lirik lagu
  • Monday, March 30, 2015

    LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH UJI VIGOR BENIH



    LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH
    UJI VIGOR BENIH
    Oleh :


    Apollo wijaya haloho
    E1j012071


    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
    FAKULTAS PERTANIAN
    UNIVERSITAS BENGKULU
    2014
    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1  Latar belakang
          Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis, dan fisiologis merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman dilapangan. Didalam setiap pengujian, standar tolak ukur untuk mutu kualitas benih berbeda-beda. Karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih dilapangan harus dievaluasi dalam pengujian. Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA(Internasional Seed Testing Association) atau ASOA (Association Official Seed Analisis) dengan bebrapa penyesuaian. Penyesuaian tersebut antara lain penyederhanaan prosedur pengujian benih, yang salah satunya ialah pengujian mutu fisiologis benih. Sedang uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik. Pengujian-pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel benih yang mewakili lot(kumpulan) benih.Uji penguasaan dipercepat merupakan salah satu uji daya simpan benih. Uji ini tergolong kedalam metode uji vigor benih dengan lingkungan sub optimum, tetapi lingkungan tersebut diberikan sebelum benih dikecambahkan. Uji ini bermanfaat untuk menduga berapa lagi benih dapat disimpan sehingga sangat berguna bagi produsen, pedagang atau penyalur benih.
    Lingkungan yang diberikan kepada benih dianggap sebagai suatu cara simulasi lingkungan yang dapat menyebabkan kemunduran mutu benih dalam penyimpanan. Mengingat lingkungan simpan yang lazim adalah dalam suhu kamar dengan komponen lingkungan simpan utama berupa suhu dan kelembaban nisbi atm, maka metode uji penguasaan dipercepat merupakan metode  uji simulasi yang lebih sesuai.
    Metode uji konduktivitas listrik benih telah disarankan oleh ISTA dan AOSA sebagai salah satu metode uji vigor dan telah diterapkan dengan hasil yang memuaskan pada benih kapri, jagung dan kedelai.




    1.2  Tujuan
    *      Mahasiswa Agar dapat melakukan pengujian vigor benih dengan metode uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik.



















    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Dalam uji vigor benih biasanya bertujuan untuk menentukan kemurnuan dalam suatu benih. Benih murni merupkan salah satu komponen dalam pengujian benih dan sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkulitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menentukan atau menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi kerja, kemurnian dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian menurut ISTA, contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran.
    Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja dipisahkan kedalam komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkna presentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja. Pemurnian bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan pengotor, tujuan yang lain yaitu memilioh benih murni dari benih-benih yang kecil, berwarna tidak normal, dan benih-benih yang tidak sehat. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunkan perangkat mesin dengan cara yang benar. (Marwanto. 2010)
    Pada prinsipnya Analisis kemurnian dilaboratorium merupakan memisahkan contoh benih dalam tiga bagian yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Analisis kemurnian ini dilakukan dengan cara manual menggunakan pinset. Benih yang akan diuji dihamparkan diatas meja analisis kemudian benih dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu benih murni, benih lain, dan kotoran. Hasil pengujian kemurnian ditulis dalam presentase dengan 1 desimal (1 angka dibelakang komna), jumlah presentae berat dari semua komponen harus 100%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% supaya dilaporkan trace yang berate ada tetapi jumlahnya sedikit dan dicantumkan macam komponennya. Apabila ditemukan hasil nihil dari suatu komponen harus ditulis angka 0,0% pada kolom yang disediakan (kolom-kolom pada kartu analisa tidak boleh dibiarkan kosong). (Dwi sucipto. 2009)
    Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih,s yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan. mutu benih adalah sejumlah atribut dan kerakter benih yang ditunjukkan secara indifidual atau kelompok.
    Kualitas atau mutu benih dapat dibagi atas 4 bagian besar yaitu ;
    1.      Mutu fisik
    2.      Mutu fisiologis
    3.      Mutu genetic
    4.      Mutu phatologis
    A.    Mutu benih fisik
    Mutu fisik benih ini berkaitan dengan kondisi fisik benih secara visual, seperti warna, ukuran, bentuk, bobot dan tektur permukaan kulit benih. Tolak ukur yang dijadikan kriteria adalah keseragaman. Sifat-sifat lain yang diamati adalah tingkat keutuhan benih (tolak ukur; tingkat kerusakan benih), tingkat kelembaban benih (tolok ukur; kadar air benih), dan tingkat kontaminasi benda lain (tolok ukur; kemurnian mekanis benih).
    B.     Mutu benih fisiologis
    Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih. Parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui mutu fisiologis benih ini adalah viabilitas benih serta vigor benih. Tolak ukur viabilitas benih yaitu Daya Berkecambah (DB) dan Potensi Tumbuh Maksimum (PTM), sedangkan tolak ukur vigor benih yaitu Daya Simpan Benih dan Kekuatan Tumbuh Benih (Kecepatan Tumbuh Benih).
    C.     Mutu benih genetic
    Mutu benih secara genetik ini barkaitan dengan susunan kromosom dan DNA benih serta jenis protein yang ada dalam benih, dengan tolak ukur kemurnian genetis benih. Selain itu, tolak ukur lain adalah kemurnian mekanis benih yaitu persentase kontaminasi jenis atau varietas lain.
    D.    Mutu benih phatologis
    Tolak ukur dari mutu pathologis benih yang biasa diginakan adalah status kesehatan benih. Hal-hal yang diamati untuk mengetahui status kesehatan benih ini adalah keberadaan serangan pathogen, jenis pathogen, dan tingkat srangan pathogen.
    (Sevila .1988).
















    BAB III
    METODE PRAKTIKUM
    3.1Waktu dan Tempat
    Praktikum teknologi benih dengan acara uji vigor benih ini, dilaksanakan pada hari Rabu 07 mei 2014. Bertempat di laboratorium Agronomi.

    Alat dan Bahan
    Bahan :
    *      Benih kacang hijau
    *      Benih padi
    *      Benih jagung
    *      Benih kacang merah
    *      Aquades
    *      Kertas merang

    Alat :
    *      timbangan digital, oven
    *      gelas piala, gelas ukur, pengaduk
    *      nampan
    *      rak penderaan dan air
    *      EC meter.

    3.2  Cara Kerja
    a.      Uji peredaran benih
    v  Benih disiapkan masing-masing 100 butir benih jagung, 200 butir benih padi, 200 butir benih kacang hijau, dan 100 butir kacang merah.
    v  Benih ditempatkan dirak penderaan yang telah dipasang sebelumnya didalam kotak penderaan yang berisi air. Kotak penderaan tersebujt ditutup dengan penutupnya.
    v  Kotak penderaan berisi benih yang akan diuji ini dimasukkan kedalam oven bersuhu 420 C dan pertahankan didalamnya selama 0, 3, dan 6 hari.
    v  Setelah saat penderaan selesai, benih dikecambahkan dengan metode antar kertas.
    v  Kecambah yang normal; dihitung pada umur 4 dan 7 hari setelah tanam untuk jagung, kacang hijau, kacang m,erah, dan untuk padi 7 dan 14  hari setelah tanam.
    v  Kecambah normal dibuang pada hitrungan pertama maupun benih yang busuk dan kecambah yang mati.
    v  Presentasi kecambah normal dihitung pada pengamatan terakhir sebagai daya kecambah (DB)

    b.      Uji daya hantar listrik
    v  Diambil masing-masing 50 butir benih padi, jagung, kacang hijau, dan kacang merah.
    v  Dibagi ke 50 butir benih tersebut menjadi 2 bagian yang sama sehingga setiap bagian berjumlah 25 butir benih.
    v  Tiap-tiap 25 butir benih tersebut ditimbang9angka pecahan digunakan dua decimal dibelakang koma).
    v  25 butir benih tersebut ditempatkan dalam gelas Erlenmeyer bervolume 200ml
    v  75ml aquades ditambahkan kedalam gelas tersebut.
    v  Gelas Erlenmeyer ditempatkan dalam ruang dengan suhu kamar selam 24 jam.
    v  Setelah 24 jam inkubasi, benih diambil dan dibuang.
    v  Diukur daya hantar listrik(DHL) air rendaman dengan EC meter (missal X1). Sebelum diukur, air rendaman diaduk sampai rata.
    v  75ml air aquades tanpa benih disiapkan sebagai control dan dilakukan pengukuran dengan prosedur yang sama (missal Y1).
    v  Sebelum dan sesudah pengukuran, cuci electroda dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue.
    v  Dihitung air rendaman dengan menggunakan rumus:



    Dengan :
    A1       = Hasil pengukuran DHL air rendaman benih dikurangi hasil pengukuran DHL    aquades pada setiap bagian.
                = (X1 – X2)
    A2       = (X2-Y2)
    X1       = Berat 25 benih bagian 1
    X2       = Berat 25 benih bagian 2
               








    BAB IV
    HASIL DAN PEMBAHASAN
        4.1   Hasil pengamatan
    Hasil pengukuran berat benih
    Benih
    x1
    x2
    x3
    x4
    Jagung
    9.5
    9.1
    10.2
    10.6
    Hijau
    4.8
    5.3
    4.1
    7.6
    Padi
    0.9
    0.9
    0.9
    1.8
    Kacang merah
    15.4
    17.7
    14.7
    17.2
                                             
    Benih
    X1
    X2
    X3
    X4
    Jagung
    534
    561
    6.92
    646
    Hijau
    1199
    1148
    1331
    1685
    Padi
    458
    419
    406
    4.76
    Kacang merah
    6.68
    5.91
    7.56
    7.68

    Hasil pengukuran DHL
    Benih
    Ms
    Padi
    379.69
    Jagung
    109,54
    Kacang Hijau
    765.85
    Kacang Merah
    - 62.46
    Perhitungan 
    Y = 337 (control)
    ·   Jagung
    A1 = X1 – Y = 534-337 = 197
    A2 = X2 – Y = 561-337 = 224
    A3 = X3 – Y = 692-337 = 355
    A4 = X4 – Y = 646 – 337 = 309
                            = 0.25 + ( 20.73 + 24.61 + 34.80 +29.15)
                            =109.54
    ·   Kacang Hijau
    A1 = X1 – Y = 1199-337 = 862
    A2 = X2 – Y = 1148-337 = 881
    A3 = X3 – Y = 1331-337 = 994
    A4 = X4 – Y = 1685 – 337 = 1348
                            = 0.25 + ( 179.58 + 166.22 + 242.44 +177.37)
                            =765.85
    ·   Padi
    A1 = X1 – Y = 458-337 = 121
    A2 = X2 – Y = 419 -337 = 82
    A3 = X3 – Y = 406 -337 = 69
    A4 = X4 – Y = 476 – 337 = 139
                            = 0.25 + ( 134.44 + 91.11 + 76.67 + 77.22)
                            = 379.69
    ·   Kacang merah
    A1 = X1 – Y = 6.68 -337 = - 330.32
    A2 = X2 – Y = 5.91 -337 = - 331.09
    A3 = X3 – Y = 7.56 -337 = - 329.44
    A4 = X4 – Y = 7.68 – 337 = - 329.32
                               = 0.25 + ( ( - 21.45)  + (-18.71)  + (-22.41) + (-19.14 ) )
                               = - 62.46
    Data penderaan benih
    Benih
    Jumlah kecambah

    Hari ke - 5
    Hari ke – 7

    Padi
    0
    2
    Jagung
    23
    9
    kacang hijau
    29
    44
    kacang merah
    14
    5

    Hasil pengukuran daya kecambah benih
    Benih
    Hari ke 5
    Hari ke 7
    Padi
    0 %
    4 %
    Jagung
    92 %
    36 %
    kacang hijau
    58 %
    88 %
    kacang merah
    56 %
    21    %

    Perhitungan
    Hari ke lima
    ·         Benih Padi
    ·         Benih kacang merah
    ·         Benih kacang hijau

    ·         Benih jagung
    Hari ke tujuh
    ·         Benih Padi
    ·         Benih kacang merah
    ·         Benih kacang hijau
    ·         Benih jagung

      4.2   Pembahasan
                Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengujian uji vigor benih yang mana nantinya diharapkan berbagai kemungkinan untuk mendapatkan hasil pengujian benih yang bagus dengan asumsi benih itu benar-benar bermutu dan berkualitas tinggi, sehingga nantinya bisa digunakan oleh khalayak masyarakat. Berbagai hal yang ada pada saat ini yaitu, adanya benih - benih yang illegal (Non- Bersertifikat), hal inilah yang menjadikan masyarakat mengalami kerugian yang mendasar dengan adanya hal tersebut. Dengan demikian, adanya kegiatan praktikum uji vigor benih ini diharapkan bisa menangani masalah dan problema-problema dalam kegiatan pertanian masa, dan dengan adanya ujui vigor benih yang telah kami lakukan bisa menjadikan masyarakat bisa memahami dengan adanya benih yang bersertifikat tentunya benih yang bersertifikat itu telah dilakukan berbagai pengujian seperti halnya uji vigor ini. Dalam pengujian vigor ini banyak hal yang bisa ketahui apakah benih yang mau kita semaikan dilapangan itu bagus atau tidak dalam perkecambahannya yang nantinya dalam hal ini jika banyak yang berkecambah maka benih itu bagus untuk digunakan, begitu pula sebaliknya jika benih dalam perkecambahannya hanya sedikit maka benih tidak layak untuk digunakan. Apalagi kita ketahui bahwa masyarakat banyak sekali buta akan pengetahuan, maka inilah tugas kami untuk memberikan wawasan ataupun pengetahuan mengenai penggunaan bibit unggul(bersertifikat).
                Dalam pengujian yang telah kami lakukan, diperoleh data-data seperti pada hasil pengamatan yang telah tertera diatas. Dengan demikian kami akan membahas sedikit tentang berbagai hal mengenai daya kecambah benih dan daya hantar listrik. Untuk perhitungan daya kecambah benih padi untuk penderaan hari ke 5 kita dapatkan hasilnya yaitu 0%, benih jagung 92 %, benih kacang hijau 58 %, benih kacang merah 56 %. Sedangkan untuk penderaan hari ke 7 didapatkan untuk benih padi 4 %, benih jagung 36 %, benih kacang hijau 88 %, benih kacang merah 20%. Sedangkan untuk penghitungan daya hantar listrik kami dapatkan untuk benih padi 379.69, benih jagung 109.54, benih kacang 765.85, benih kacang merah – 62.46
                Dari hasil penghitungan tersebut bahwa untukpenderaan hari ke 5benih padi yang ada ternyata daya kecambahnya tidak ada(nol), jadi kita asumsikan bahwa benih apadi ini tidak layak digunakan untuk ditanam. Untuk benih jagung mengalami perkecambahan yang luar biasa yaitu 92 %, inilah yang kita harapkan, benih yang sperti inilah yang layak digunakan untuk ditanam, yang nantinya tidak akan membuat para petani kecewa dengan hasil yang akan mereka peroleh. Untuk benih kacang hijau daya kecambahnya yaitu 58 %, benih kacang merah 56 %. Untuk benih kacang hijau dan kacang merah ini hanya sedikit yang tidak berkecambah, maka benih ini juga baik digunakan, walaupun nantinya jika ditanam akan melakukan penyulaman tetapi tidak begitu banyak.
               






    BAB V
    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
    1.      uji vigor benih biasanya bertujuan untuk menentukan kemurnian dalam suatu benih
    2.      Benih murni merupkan salah satu komponen dalam pengujian benih dan sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkulitas tinggi.
    3.      Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya.
    4.      Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunkan criteria yang benar.
    5.      Benih yang diasumsikan bgus kualitasnya dalam uji vigor yaitu benih jagung.

                                    
    . 







    DAFTAR PUSTAKA

    Marwanto. 2014. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Fakultas Pertanian. Universitas   Bengkulu.
    Sevila .1988. Mutu Benih.Copyright © Teknologi Benih.
    Sucipto Dwi. 2009.Teknologi Benih. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.




    No comments:

    Post a Comment

    mohon komentarnya