• Home
  • download
  • story
  • lirik lagu
  • Monday, March 30, 2015

    LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU Acara Pengaruh perlakuan benih terhadap perkembangan hama dan penyakit tanaman



    LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU
    Acara 2. Pengaruh perlakuan benih terhadap perkembangan hama dan penyakit tanaman


    NAMA           : APOLLO WIJAYA HALOHO
    NPM               : E1J012071
    DOSEN          : Dr.Ir.HENDRI BUSTAMAN, MS



    LABORATORIUM ILMU HAMA PENYAKIT TANAMANAN
    FAKULAS PERTANIAN
    UNIVERSITAS BENGKULU
    2014


    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Kacang panjang (Vigna unguiculata sesquipedalis L) merupakan tumbuhan yang dijadikan sayur atau lalapan. Kacang panjang ini tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan sayur atau lalapan adalah buah pokok tersebut
    Faktor biotis merupakan salah satu penyebab penurunan produksi kacang panjang. Faktor biotis adalah makhluk hidup yang menimbulkan kerusakan pada tanaman, seperti manusia, hewan/binatang, serangga, jasad mikro ataupun submikro dan lain sebagainya.
    Hama adalah binatang yang selalu menyebabkan kerugian bagi seorang petani.Penyakit tanaman adalah semua penyebab tanaman sakit dan akan merugikan jika tudak dikendalikan. Sedangkan nematode adalah organism kecil yang hidup di sekitar perakaran tanaman.Semua gangguan ini harus selalu di kendalikan secara tepat dan efektif. Cara pengendalian yang dilakukan yaitu dengan cara memberantas secara biologis,kimia, dan manual. Pemberantasan ini sangat perlu sekali karena gulma, hama,penyakit, dan nematoda akan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Hama yang menyerang tanaman kacang panjang adalah tungau, ulat grayak, belalang, capung, kepik, dan walang sangit.
    Di Indonesia peningkatan produksi pertanian diupayakan melalui ektensifikasi, intensifikasi, dan deversifikasi. Upaya ekstensifikasi dilakukan antara lain dengan perluasan daerah irigasi, pembukaan lahan pasang-surut di Kalimantan dan Sumatera, serta pembukaan lahan 1.000.000 hektar persawahan di lahan gambut di Sumatera. Upaya-upaya tersebut belum mampu mengatasi masalah pangan bagi negara kita yang laju pertumbuhan penduduknya sangat cepat. Upaya lain adalah dengan intensifikasi, yaitu meningkatkan produksi pertanian per satuan luas. Intensifikasi dilakukan melalui panca-usaha pertanian sebagai berikut : (1) Pemilihan bibit unggul yang berpenghasilan tinggi, sedapat mungkin yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki rasa enak; (2) Penggunaan pupuk berimbang dan rasional; (3) Mengusahakan irigasi yang teratur; (4) Meningkatkan teknik bercocok tanam yang lebih menguntungkan; (5) Pengendalian terhadap OPT melalui higenis pertanaman, dan penggunaan bahan kimia pestisida yang rasional. Upaya deversifikasi dilakukan dengan meningkatkan keragaman pertanaman, bukan monokultur.
    Dan untuk praktikum ini dilakukan beberapa tehnik perlakuan terhadap benih yaitu :
    1.      seleksi benih sehat
    2.      solarisasi benih
    3.      perendaman dengan air hangat
    4.      pemberian agensia hayati
    5.      penyalutan dengan pestisida
    Kedudukan Perlindungan Tanaman dalam budidaya tanaman adalah sangat penting dan mutlak dilakukan, mengingat Perlindungan Tanaman merupakan jaminan dalam mempertahankan produksi tanaman terhadap gangguan OPT. Tanpa dilakukan Perlindungan Tanaman pada budidaya tanaman sulit dipastikan bahwa petani akan mampu panen sesuai dengan harapan mereka.

    1.2 Tujuan Praktikum
    Praktikum bertujuan untuk :
    1.      Meningkatkan keterampilan mahasiswa unutk menurunkan populasi awal populasi hama dan pathogen yang  menular melalui benih
    2.      Membandingkan teknik perlakuan benih untuk menurunkan populasi awal hama dan pathogen di tanah.

























    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Kualitas benih merupakan titik awal dan faktor yang paling penting bagi keberhasilan produksi tanaman.Benih adalah penentu awal bagi perkembangan tanaman dan bagi keberhasilan budidaya. Penggunaan benih yang berkualitas akan memastikan kemajuan yang diperoleh dari aplikasi input lain pada produksi pertanian seperti pemupukan dan pengairan. Hanya dengan penggunaan benih yang bermutu atau berkualitas baik yang dapat memastikan hasil yang memuaskan dari budidaya (Zecchinelli, 2009).
    Hal penting dalam penyediaan benih bermutu adalah kualitas benih. Kualitas benih ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu potensi genetik, kemasakan biji, lingkungan selama tahap pembentukan biji, ukuran biji dan kerapatan tanam, kerusakan mekanis, umur benih dan kemundurannya, serangan mikroorganisme, dan kerusakan akibat chilling injury.(Copeland, 1976)
    Benih murni adalah semua benih masak utuh, benih berukuran kecil, mengkerut, tidakmasak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji, dan pecahan benih yang ukurannyalebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, dengan catatan benih tersebut sudahpasti merupakan benih dari varietas/spesies tersebut. (Rustini, 2012)
    Kotoran benih mencakup partikel-partikel tanah, pasir, dan bagian-bagian tanamanseperti ranting, daun, dan lainnya, sedangkan benih tanaman lain/biji gulma termasuk semuapecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni,benih varietas/spesies lain, dan semua benih atau bagian vegetatif tanaman yang termasukkategori gulma serta pecahan gulma. (Rustini, 2012)
    Produksi benih berkualitas merupakan proses yang panjang, dimulai dari pemilihan bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, panen, serta penanganan setelah panen. Agar produksi benih berhasil, selain mempertimbangkan factor genetik (bahan tanaman), perlu pula diperhatikan faktor-faktor lainnya seperti lokasi produksi, iklim, isolasi, ketersediaan serangga penyerbuk, tenaga yang terampil dan murah, serta sistem transportasi yang memadai. (Hasanah, 2002)
    Hama Tanaman
    Hama tanaman merupakan binatang pengganggu tanaman antara lain berupa tungau dan nematoda hama ini ada yang menyerang daun, akan dan polongnya. Beberapa hama yang sering menyerang tanaman kacang panjang antara lain :

    1. Kutu kebul.
    Gejalanya adalah secara perlahan daun menguning hingga hampir ke seluruh helai dan warna hijau hanya ada di dekat tulang daun. Pada serangan hebat seluruh daun menguning dan mati. Penyebabnya adalah kutu kebul (lalat putih). Cara pencegahan dan pengendaliannya adalah (a) melakukan pergiliran tanaman, (b) bila suatu lahan terserang secara terus menerus, pada musim hujan tidak boleh ditanami tanaman inang, (c) pengendalian secara biologi dengan musuh alaminya kumbang Scymnus sp. dan jenis laba-laba (d) pengendalian secara kimia antara lain dengan penyemprotan insektisida Azodrin 60 WSC (monokrotofos) (Untung k ,1992).
    2. Ulat jengkal.
    Gejalanya adalah terdapat bekas gigitan pada tepi daun muda yang semakin lama semakin ke tengah sehingga hanya tersisa tulang daunnya. Penyebabnya Plusia chalcites Esper atau Chrydeixis chalcites Esper. Nama daerah ulat ini adalah ulat lompat, ulat jengkat semu, atau ulat keket.Pengendalian hama ini dilakukan dengan menggunakan musuh alaminya yaitu Apanteles sp dan Litomastix sp. Selain itu, pemberantasan dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Sumicidin 50 CE (fenvalerat) (Untung k ,1992).
    3. Lalat kacang.
    Gejalanya daun tanaman muda (umur 14-30 hari) berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Titik cokelat tersebut merupakan tempat atau bekas tusukan hama sewaktu menghisap cairan tanaman dan tempat meletakkan telur. Penyebabnya adalah lalat kacang Phiomya phaseoli Tr atau Agromyza phaseoli Cog.
    Cara pencegahan dan pengendalian hama ini adalah (a) lakukan pergiliran tanaman, (b) penanaman dilakukan secara serempak, (c) pada awal penanaman atau pada saat tanaman masih muda, lahan diberi mulsa dari jerami padi atau alang-alang. (d) tanaman yang terserang segera dicabut, dibakar, atau dipendam di dalam tanah. (e) pencegahan dapat dilakukan pada awal penanaman dengan insektisida Larvin (tiodikarb) sebanyak 10-20 g/kg benih. Insektisida ini dapat pula disemprotkan pada tanaman berumur 8-10 hari, (f) Hama dapat pula dibasmi dengan insektisida Azodrin 60 WSC (monokrotofos). Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman berumur 8 hari. Selain menggunakan insektisida semprot, dapat pula digunakan insektisida yang dipendam dalam tanah, misalnya Furadan 3 G (Untung k ,1992).

    .
    4.tungau merah
    Gejalanya adalah daun yang tua berbercak kuning. Kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning kemudian berubah lagi menjadi merah karat. Penyebabnya adalah tungau merah Tetranychus cinnabaricus Boisd. T. Bimaculatus Harv, T. telatius dan T. cucurbitacearum. Cara pencegahan dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan (a) menjaga kebersihan kebun, (b) penanaman dilakukan pada musim penghujan, (c) daun yang terserang dibuang dan hama yang ada ditangkap, (d) melepaskan predator tungau, seperti Phytoseulus permisilis Atk Henr, P. mocropilis Banks, Stethorus gievifrons, S. punctillum, atau scolothrip sexmaculatus, (d) pemberantasan hama dengan penyemprotan pestisida Morestan 25 WP (oksikuinoks) atau Kelthane MF (dikofol). Hama-hama lain yang menyerang tanaman kacang panjang, yaitu penggerek polong, keping polong dan nematoda akar (Untung k ,1992).

    Penyakit tanaman
    Penyakit dapat menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya. Penyebab gangguan tersebut berupa bakteri, virus, cendawan maupun tanaman yang mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang, yaitu:
    1. Layu sklerotium.                                                                                                                 Gejalanya pada pangkal batang mula-mula terdapat benang-benang putih seperti bulu berubah bentuk menjadi butir-butir bulat atau jorong dan warnanya berubah menjadi cokelat. Penyebabnya cendawan sclerotium rolfsii Sacc yang disebut juga Corticium rolfsii (Sacc) Curzi. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang lalu dibakar. Pencegahan adalah dengan menjaga drainase agar tetap baik dan mengatur jarak tanam. Pengendalian secara kimia dengan pestisida belum dilakukan.(Metcalf, R.I. 1982).
    2. Karat daun.                                                                                                                         Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida, misalnya dithane M-45.(Metcalf, R.I. 1982).

    3.Layu fusarium.                                                                                                                     Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Warna kuning ini juga dapat menjalar ke helai daun. Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum f. sp. phaseoli . Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke tanah bekas tanaman yang sakit. (Metcalf, R.I. 1982).
    4. Bercak daun.
    Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Metcalf, R.I. 1982).














    BAB III
    METODE PRAKTIKUM
    3.1 Bahan Dan Alat
    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 100 g benih kacang panjang, lahan praktikum berupa bedengan dengan ukuran 3 x 1 m2, 16 kg pupuk kandang, 100 g Trihoderma harzianum, 10 ml suspense ridomil 0,3 % , 100 g pupuk urea, 50 g pupuk KCL, 50 g SP36.
    Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah cangkul,meteran,ajir,2 buah drum plastik volume 100 L.

    3.2 cara kerja
    1.      Membersihkan lahan dari gulma dengan cara dicangkul dan buat 5 bedengan berukuran panjang 3m x lebar 1 m, dan tinggi bedengan 20 cm dengan jarak antara bedengan 60 cm dan kemudian ditaburi dengan pupuk kandang.
    2.      Menyiapkan benih yang hendak ditanam. Menyeleksi kesehatan benih dengan menggunakan loup dan membuang benih yang terkena penyakit.
    3.      Menanam benih disetiap bedengan dengan cara menugal dan 2 benih dimasukkan sedalam 10 cm dengan jarak tanam 50 x 50 cm, dengan perlakuan sebagai berikut :
    a.       Perlakuan 1, seleksi benih sehat. Pada bedengan 1, benih yang telah diseleksi ditanam sebanyak 2 benih per lubang tanam.
    b.      Perlakuan 2, solarisasi benih. memasukkan 50 benih ke dalam kantong plastik hitam, kemudian dijemur dengan panas matahari selama 2 jam, dan ditanami 2 benih per lubang
    c.       Perlakuan 3. Perendaman dengan air hangat. Memasukkan 50 benih ke dalam kantong plastik kemudian direndam dengan air hangat dengan suhu 550 C selama 1 jam. Dan kemudian menanam benih sebanyak 2 biji setiap lubang tanam
    d.      Perlakuan 4.Pemberian agensi hayati. Memberikan sebanyak 5 g agensia hayati Trichoderma harzianum ke dalam lubang tanam dan diaduk dengan tanah kemuadian memasukkan 2 benih kacang panjang setiap lubang tanam.
    e.       Perlakuan 5.Penyalutan dengan pestisida. Memasukkan 50 benih ke dalam kantong plastik kemudian ditambah 10 ml suspense fungisida Ridomil dengan konsentrasi 0,3 %, kemudian digoyang-goyang sampai suspense pestisida terlarut ke benih. Dan menanam kacang panjang dengan 2 biji setiap lubang tanam.
    4.      Memberi tanaman dengan ajir setinggi 2 meter setiap tanaman
    5.      Memelihara tanaman selama 12 minggu. Dan membersihkan gulma – gulma pada minggu ke 4 dan ke 8 setelah tanam.
    6.      Mengamati :
    a.       Jumlah tanaman yang tumbuh pada hari ke 6 dan 23 setelah tanam. Menghitung jumlah tanaman yang tumbuh setiap bedeng dan membandingkan dengan jumlah lubang tanaman
    b.      Mengukur tinggi tanaman setiap minggu dengan cara mengukur dari pangkal batang sampai daun paling ujung dengan menggunakan mistar
    c.       Menghitung jumlah tanaman yang terserang lalat bibit. Dengan cara mengamati jumlah tanaman yang memiliki gejala serangan lalat bibit dan membandingkan dengan jumlah tanaman yang ditanam, pengamatan dilakukan pada hari ke 4-10.
    d.      Jumlah tanaman yang terserang layu Sclerotium.Dihitung dengan mengamati jumlah tanaman yang memiliki gejala layu dan dibandingkan dengan jumlah tanaman yang tumbuh dan pengamatan dilakukan setiap minggu
    e.       Jumlah tanaman yang terserang penyakit virus. Dihitung dengan mengamati jumlah tanaman yang memiliki gejala serangan virus dan dibandingkan dengan jumlah tanaman yang tumbuh. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 8-12.
    f.       Jumlah populasi hama aphids. Dihitung jumlah hama aphids pada setiap tanaman dan dirata-ratakan.






    BAB IV
    HASIL DAN PEMBAHASAN
    4.1 hasil pengamatan kacang panjang
    NO
    Perlakuan
    Persentase tanaman tumbuh (%)
    Tinggi tanaman (cm)
    Serangan lalat bibit (%)
    Persentase penyakit layu (%)
    Persentase penyakit virus (%)
    Persentase hama aphids (%)
    1
    Seleksi benih
    33 %
    41.66 cm
    0%
    58 %
    0%
    41.66 %

    2
    Solarisasi benih
    58 %
    23.33 cm
    0%
    50 %
    0%
    33.33 %
    3
    Perendaman air hangat
    75 %
    31.33 cm
    0%
    8.33 %
    0%
    33.33 %
    4
    Agensiasi hayati
    100 %
    33.33  cm
    0%
    8.33 %
    0%
    25 %
    5
    fungisida
    0 %
    17.5  cm
    0%
    0%
    0%
    0%


    4.2 pembahasan
                Hasil praktikum di dalam tabel diatas diperoleh dari perhitungan yang saya lakukan dari pengolahan hasil mentah yang disajikan menjadi hasil jadi seperti di dalam tabel di atas, dan dari tabel di atas kit adapt melihat untuk persentase tanaman tumbuh diperoleh 100 % atau semua tanaman tumbuh dengan perlakuan agenisasi hayati, hal itu dikarenakan bahwa thricoderma telah melumpuhkan bibit penyakit yang berada di beniih dan di dalam tanah yang berada di sekitar benih sehingga benih kacang panjang dapat terjaga dari serangan penyakit,virus atau pathogen sehingga benih dapat tumbuh semuanya. Dan peringkat kedua diperoleh dengan perlakuan perendaman air hangat hal itu dikarenakan bibit bibit atau pathogen mati karena suhu yang diberikan dapat membunuh pathogen yang ada pada benih. Demikian juga untuk solarisasi benih diperoleh 58 % hal ini dikarenakan pathogen pathogen yang ada pada benih tidak semua mati karena suhu dari matahari belum cukup besar untuk membunuh pathogen yang ada di benih. Namun pada praktikum ini diperoleh pada perlakuan fungisida daya tumbuh benih kacang panjang 0 % hal ini disebabkan karena faktor kedalaman lobang tanam yang terlalu dalam dan tanah penutup lubang terlalu padat sehingga pada saat pengamatan dilakukan penyulaman atau penanaman ulang benih.
                Kemudian untuk persentase tinggi tanaman diperoleh hasil tertinggi berada pada perlakuan pemilihan benih atau benih ungguk hal ini dikarenakan pada perlakuan ini sengaja dipilih benih yang paling bagus dan paling sehat sehingga tanamannya dapat tumbuh lebih tinggi yaitu 41.66 cm dan untuk paling terendah diperoleh pada perlakuan fungisida yaitu 17.5 cm hal ini dikarenakan pada pengamatan sebelumya tidak terdapat tanaman yang tumbuh jadi dilakukan penyulaman, sehingga tinggi tanaman tertinggal di belakang.
                Kemudian untuk serangan lalat buah tidak terdapat serangan pada tanaman kacang panjang begitu juga dengan persentase serangan virus tidak ada atau 0 %. Namun untuk persentasi penyakit layu diperoleh hasil yang paling bagus pada perlakuan fungisida karena tidak terdapat tanaman yang terserang penyakit layu dan paling terburuk diperoleh oleh perlakuan pemilihan benih yaitu 58 %. Kemudian ditemukan juga di lapangan terjadinya serangan aphids dimana pada perlakuan seleksi benih terdapat banyak tanaman yang terserang yaitu 41.66 % kemudian untuk perlakuan solarisasi benih dan perlakuan dengan perendaman dengan air hangat memperoleh hasil yang sama yaitu 33.33 % dan untuk fungisida 0 % hal itu mungkin dikarenakan karena umur tanamannya masih lebih muda dari pada tanaman kacang panjang lainnya.















    BAB V
    PENUTUP
    5.1 kesimpulan
                Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal seperti :
    1.      Dengan menggunakan agen hayati maka pertumbuhan tanaman dapat diperoleh lebih tinggi
    2.      Untuk memperoleh tinggi tanaman yang bagus dapat menggunakan perlakuan seleksi benih atau benih unggul
    3.      Sserangan lalat bibit tidak terjadi pada semua perlakuan
    4.      Diantara berbagai hama kacang panjang yang paling sering menyerang tanaman kacang panjang adalah hama aphids
    5.2 saran
    untuk memperoleh hasil yang lebih akurat hendaknya setiap perlakuan diberikan dengan ulangan yang lebih.










    DAFAR PUSTAKA

    Copeland, L.O. 1979. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ.Comp, Minneapolis.
    Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih tanaman industri. Jurnal Litbang Pertanian 21(3):84–91.
    Metcalf, R.I. 1982. Insecticides in pest management. P. 218-277. In : R.I. Metcalf and W.H. Luckman (eds.). Inroduction To Insect Pest Management. 2nd ed. A Wiley-Interscience Publ. John Wiley & Sons. New York.
    Rustini, Sri. 2012. Teknologi Pembenihan Kenaf. Balai Peneitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang
    Untung K. 1992. Konsep dan strategi pengendalian hama terpadu. Simposium Penerapan PHT, PEI Cabang Bandung di Sukamandi, 3-4 September 1992
    Zecchinelli, R. 2009. The influence of seed quality on crop productivity. Proceedings of the Second World Seed Conference, FAO, Rome.






    No comments:

    Post a Comment

    mohon komentarnya