LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DRAINASE
ACARA 9
“ PENGUKURAN DEBIT AIR SALURAN TERBUKA
DAN MENGHITUNG LAMA WAKTU IRIGASI ”
Nama : NATALIA RAJAGUKGU
NPM : E1J012064
Coass : HARY SIMANJUNTAK
Ridwan Hutabarat
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
201
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saluran adalah suatu sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat
ketempat yang lain. Saluran dapat berupa saluran terbuka (open chanel flow) dan
saluran tertutup. Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas (free
surface, sedangkan aliran-pipa tidak demikian, karena air harus mengisi seluruh
saluran. Permukaan bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang
terkurung dalam saluran tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan
udara,kecuali oleh tekakan hidrolik. Dalam suatu saluran tertutup tidak
selalu bersifat aliran pipa. Bila terdapat suatu permukaan bebas, harus
digolongkan sebagai aliran saluran terbuka. Misalnya, saluran pembuangan air
banjir yang merupakan saluran tertutup, biasanya dirancang untuk aliran saluran
terbuka sebab aliran dalam saluran pembuang diperkirakan hampir setiap saat
memiliki permukaan bebas.
Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan
perancangan bangunan air diperlukan suatu informasi yang menunjukan jumlah air
yang akan masuk ke bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal sebagai
debit aliran.Informasi mengenai besarnya debit aliran sungai membantu dalam
merancang bangunan dengan memperhatikan besarnya debit puncak ( banjir) yang
diperlukan untuk perancangan bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari
data debit minimum yang diperlukan untuk pemanfaatan air terutama pada musim
kemarau.Sehingga dengan adanya data debit tersebut pengendalian air baik dalam
keadaan berlebih atau kurang sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha untuk
mengurangi dampak banjir pada saat debit maksimum dan kekeringan atau defisit
air pada saat musim kemarau panjang.
Dalam sebuah saluran irigasi,
mengetahui debit aliran dalam sebuah sluran irigasi dalah sangat penting. Ini
bertujuan untuk dapat mengontrol laju penggunaan air pada petak sawah dengan
sesuai dengan kebutuhan suatu lahan atau tanaman di sebuah lahan tersebut.
Dengan mengetahui besarnya laju aliran per satuan waktu (debit)
diharapkan akan dapat mengontrol laju aliran sesuai dengan yang dibutuhkan.Oleh
karena itu perlunya pengukuran debit aliran pada sebuah saluran irigasi adalah
merupakan suatu metoda ataupun kepentingan dalam sebuah manajemen irigasi atau
dalam sebuah system keirigasian.
Debit aliran merupakan satuan untuk
mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi dilapangan. Kemampuan
pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi suatu sumber
daya air disuatu daerah atau wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah
alat untuk memonitor dan mengefaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada.Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok
air dengankuantitas dan kualitas yang baik
terutama bagi orang di daerah hilirDalam praktek, sering variasi kecepatan pada
tampang lintang diabaikan, dankecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik
pada tampang lintang yang besarnyasama dengan kecepatan rerataV,sehingga debit
aliran adalah:
Q = A . V
Dengan :Q = Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)`
Alih guna lahanhutan
menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada daerah aliran sungai (DAS) yang akan
lebih dirasakan oleh masyarakat didaerah hilir.Konversi hutan menjadi
lahan pertanian mengakibatkan penurunanfungsi hutan dalam mengatur tata air,
mencegah banjir, longsor dan erosi pada DAStersebut.Untuk menjaga agar air yang keluar dariDAStidak melebihi dari
kapasitas penerimaan dihilir,perlu dilakukan perhitungan debit air.
1.2
Tujuan
praktikum
Mengetahui besar debit yang
mengalir di saluran irigsi kemumu serta
menghitung waktu yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Debit
air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat
atau yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran
air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada
gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik
dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumAliran air sungai sangat bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia.
Air yang berasal dari sungai telah
digunakan untuk banyak kegiatan antara lain: pertanian, perhubungan, pertahanan
negara dan sarana olah raga (renang, arung jeram, dan lain sebagainya). Akan tetapi yang perlu diperhatikan jika
dimanfaatkan sebagai sarana olah raga adalah kecepatan arus air di permukaan
dan di bawah permukaan sungai, karena kecepatannya berbeda-beda. Apabila hal tersebut diabaikan, maka akan
membahayakan keselamatan jiwa manusia, sebab kecepatan arus air sungai yang di
permukaan berbeda dengan kecepatan arus air sungai yang ada di bawah permukaan
air (Priyantini, 2010).
Hal yang menarik terhadap unsur
aliran sungai adalah volume aliran yang mengalir pada suatu penampang basah
persatuan waktu
(m3/det)
atau sering disebut dengan debit. Debit
dari suatu penampang sungai
dapat
dinyatakan dengan rumus:
Q
= A v
Keterangan:
Q
= debit (m3/s)
A
= luas penampang basah (m2)
v
= kecepatan aliran rata-rata (m/s) (Asdak,2007)
Debit diartikan sebagai volume air
yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung
sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk
menentukan volume aliran atau perunahan – perubahannya dalam suatu sistem das.
Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan pengukuran tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan liku kalibrasi (Soemarto, 1987).
Pengukuran debit air secara tidak
langsung:
1.Pelampung
Terdapat dua tipe pelampung yang digunakan yaitu:
(i)
pelampung permukaan, dan
(ii)
pelampung tangkai.
Tipe pelampung tangkai lebih teliti
dibandingkan tipe pelampung permukaan. Pada permukaan debit dengan pelampung
dipilih bagian sungai yang lurus dan seragam, kondisi aliran seragam dengan
pergolakannya seminim mungkin. Pengukuran dilakukan pada saat tidak ada
angin.Pada bentang terpilih (jarak tergantung pada kecepatan aliran, waktu yang
ditempuh pelampunh untuk jarak tersebut tidak boleh lebih dari 20 detik) paling
sedikit lebih panjang dibanding lebar aliran. Kecepatan aliran permukaan
ditentukan berdasarkan rata – rata yang diperlukan pelampung menempuh jarak
tersebut(Raswari. 1986).. Sedang kecepatan rata – rata didekati dengan pengukuran
kecepatan permukaan dengan suatu koefisien yang besarnya tergantung dari
perbandingan antara lebar dan kedalaman air.
Keterangan:
B
= lebar permukaan aliran
H
= kedalaman air
Vm
= kecepatan rata – rata
Vs
= kecepatan pada permukaan
Dalam pelepasan pelampung harus diingat bahwa pada waktu pelepasannya,
pelampung tidak stabil oleh karena itu perhitungan kecepatan tidak dapat
dilakukan pada saat pelampung baru dilepaskan, keadaan stabil akan dicapai 5
detik sesudah pelepasannya. Pada keadaan pelampung stabil baru dapat dimulai
pengukuran kecepatannya. Debit aliran diperhitungkan berdasarkan kecepatan rata
– rata kali luas penampang. Pada pengukuran dengan pelampung, dibutuhkan paling
sedikit 2 penampang melintang. Dari 2 pengukuran penampang melintang ini dicari
penampang melintang rata – ratanya, dengan jangka garis tengah lebar permukaan
air kedua penampang melintang yang diukur pada waktu bersama – sama disusun
berimpitan,
Vp
= kecepatan rata – rata pelampung
Ap =
luas aliran rata – rata
2. Pengukuran dengan Current Meter
Alat ini terdiri dari flow detecting
unit dan counter unit. Aliran yang diterima detecting unit akan terbaca pada
counter unit, yang terbaca pada counter unit dapat merupakan jumlah putaran
dari propeller maupun langsung menunjukkan kecepatan aliran, aliran dihitung
terlebih dahulu dengan memasukkan dalam rumus yang sudah dibuat oleh pembuat
alat untuk tiap – tiap propeller. Pada jenis yang menunjukkan langsung, kecepatan
aliran yang sebenarnya diperoleh dengan mengalihkan factor koreksi yang
dilengkapi pada masing-masing alat bersangkutan. Propeler pada detecting unit
dapat berupa : mangkok, bilah dan sekrup. Bentuk dan ukuran propeler ini
berkaitan dengan besar kecilnya aliran yang diukur.(Harsoyo)
Debit
aliran dihitung dari rumus :
Q
= V x A
dimana
:
V = Kecepatang aliran
A = Luas penampang
BAB III
METODOLOGI
3.1
BAHAN
DAN ALAT
ü Pelampung
ü Current
meter
ü Stop
wact
ü Meteran
/ alat pengukuran panjang
3.2
Prosedur kerja
1. Pilih
bagian saluran irigasi didaerah kemumu yang sudah dekat dengan sawah. Dipilih
lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai, dalam air dan gradient yang
kecil
2. Tetapkan
dua buah titik(patok) tempat pengamatan dengan jarak 50-100m
3. Pelampung
dilemaparkan kesungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik pengamatan
pertama
4. Waktu
tempuh pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan
menggunakan stopwacht
5. Kecepatan
aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu pelampung
antara dua titik pengamatan.
6. Selain
dengan pelampung , saudara dapat mengukur dengan alat curret meter yang
disediakan
7. Pilih
kedalaman tertentu dari saluran irigasi, ukur kecepatan alirannya pada berbagai
kedalaman sesuai dengan kondisi lapang
8. Juntuk
mengukur luas penampang lingtang aliran air, maka bagian penampang aliran
tersebut dibagi atas beberapa bagian(sesuai dengan lebar,dan kondisi dasar
aliran air). Tujuan pembagian ini adalah untuk memper oleh hasil perhitungan
yang mendekati luas sebenarnya.
9. Jumlah
luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas penampang lintang aliran
10. Pengukuran
kecepatan aliran air dilakukan sebanyak lima kali
Hitung berapa waktu yang dibutuhkan
untuk mengairi sawah (luasan dilapangan).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
Tabel 1.1 Pengukuran debit air
metode pelampung
Ulangan
|
Jarak tempuh (m)
|
Waktu tempuh (detik)
|
Kecepatan aliran (m/det)
|
Luas penampang saluran (m2)
|
Debit (m3/det)
|
Rata-rata
|
Gabus I
|
32
|
51,01
|
0,62
|
0,896
|
0,56
|
0,6
|
Gabus II
|
32
|
45,02
|
0,71
|
0,896
|
0,64
|
|
Kayu I
|
32
|
43,66
|
0,73
|
0,896
|
0,65
|
0,69
|
Kayu II
|
32
|
38,44
|
0,82
|
0,896
|
0,73
|
Tabel 1.2 Pengukuran debit air metode kipas (current meter )
Kecepatan aliran (m/det)
|
Kedalaman (m)
|
Lebar (m)
|
Luas penampang saluran (m2)
|
Debit (m3/det)
|
|||||
Tengah
|
Pinggir
|
Tengah
|
Pinggir
|
Tengah
|
Pinggir
|
Tengah
|
Pinggir
|
Tengah
|
Pinggir
|
0,7
|
0,6
|
Permukaan (0)
|
2
|
0,6
|
0
|
0
|
0,7
|
0,6
|
|
1,78
|
7,29
|
Tengah (0,32)
|
1,4
|
0,3
|
0,448
|
0,096
|
0,8
|
0,7
|
|
1,367
|
0,6
|
Dasar (0,64)
|
0,8
|
0
|
0,512
|
0
|
0,7
|
0,6
|
|
Tabel 1.3 Pengukuran debit air Saluran irigasi tersier metode pelampung
Jarak tempuh
(m)
|
Waktu tempuh
(s)
|
Kecepatan
aliran (m/s)
|
Luas penampang
saluran (m2)
|
Debit (m3/s)
|
6
|
24,79
|
0,242
|
0,144
|
0,033
|
Maka waktu
yang dibutuhkan untuk mengairi sawah 1 ha:
Luas sawah 1ha = 10.000 m2
Volume 20 mm = 0,02 m
Maka kebutuhan
air pada sawah = 0,02 X
10.000
= 200 m3
Dengan debit (Q) = 0,035 m3/s
Ialah =
=
= 5714,28 detik
= = 1,59 jam
4.2pembahasan
Pengukuran
debit sungai (saluran irigasi) yang digunakan pada saat praktikum adalah dua
metode yaitu metode apung (kayu dan gabus),dan menggunakan metode alat carren
meter.Berdasarkan data hasil kedua metode menghasilkan debit air yang
berbeda,hal tersebut didapat pada pengukuran yang berbeda.Pada saat pratek
dilapangan banyak factor-faktor ketidak akuratan pada perhitungan debit air
sungai (saluran irigasi).pada metode apung karakteristi sungai yang tidak beraturan,baik
dari segi kedalaman ,kecepatan arusmaupun medan yang berat sehingga menyulitkan
praktikan.Pada metode apung ini kecepatan aliran yang didapat relative selisihnya konstan.
Pada metode pelampung angin sangat
berpengaruh besar terhadap cepat atau lambatnya pelampung bergerak, apabila
semakin kuat angin yang menghembus pelampung maka semakin cepat pula pelampung
bergerak dan juga kuatnya angin berhembus juga mempengaruhi arah gerak
pelampung mengikuti arah angin sehingga mengakibatkan jalannya pelampung tidak
lurus dan jarak yang ditempuh bertambah karna berbelok – beloknya pelampungdan
sebaliknya ketika hembusan angin tidak kuat maka gerak pelampung yang
dipengaruhi arus air menjadi lebih stabil.
Pada metode current meter
sesungguhnya dasar perairan berpengaruh juga terhadap nilai h karena dasar
perairan yang berlumpur membuat kaki atau dasar papan bercelah akan
terbenam beberapa centimeter yang mengakibatkan terjadi perubahan nilai h dan
pada akhirnya nilai H pun ikut berubah. Dari hasil debit air diatas juga dapat
kita ketahui bahwa perairan yang menjadi objek praktikum termasuk kedalam
komunitas lotik zona tenang (pool zone).
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang saya lakukan dan
saya amati bisa disimpulkan sebagai berikut :
·
Dari pengamatan
paktikum diatas dapat dilihat bahwa pengukuran debitaliran juga dapat dilakuka
secara sederhana yaitu dengan menggunakan pelampung. Selain tiu pengukuran
debit dengan menggunakan alat ukur current meter juga mempunyai kelemahan.
Sehingga jika dalam sebuah pengamatan yang tidak teliti akan memberikan hasil
yang berbeda juga
·
Besarnya debit saluran
irigasi dipengaruhi oleh luas penampang irigasi dan dalam saluran irigasi
·
Debit
aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu.
Daftar pustaka
(Asdak,2007)Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB
Press : Bogor
Arsyad.1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press : Bogor
Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daera Aliran
Sungai. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Harsoyo, Bangun.
1977. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.
Priyantini, Noor Yudha. 2010. Sistem Pengukuran Kecepatan Arus Air Sungai
Berbasis MikrokontrolerAT89S8252. Malang. Universitas Islam Negeri
Raswari. 1986. Teknologi Dan
Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Soewarno.
1995. Hidrologi Pengukuran dan
Pengelolaan Data Aliran Sungai
Soemarto 1987, Hidrologi
Jilid 1. Penerbit Nova Bandung
No comments:
Post a Comment
mohon komentarnya