BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sebagian tanaman yang berbunga
mengalami outbreeding. Outbreeding Inkompatibilitas adalah suatu keadaan dimana
tidak terjadinya pembuahan antara sel telur dan sperma. Inkompatibilitas dapat
disebabkan oleh beberapa factor, baik factor marfologi, genetik, maupun
fisiologi. Factor marfologis yang dapat menyebabkan inkompatibilitas berkaitan
dengan panjang pendeknya stamen dan stylus. Satu tipe yang mempunyai stylus
panjang dan stamen pendek disebut pin, sebaliknya apabila stylus pendek dan
stamen panjang disebut thrum.
Pada pemuliaan tanaman
konvensional, variabilitas genetic tanaman didapatkan melalui reproduksi
sesual. Bunga sebagai alat reproduksi seksual mempunyai peran yang sangat
penting. Dua bagian penting dari bunga secara langsung dilibatkan pada
reproduksi seksual adalah benang sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari
terdiri dari kepala sari (anther) yang berisi serbuk sari (pollen grains) dan,
tangkai (fillamen). Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik
(style), dan bakal buah (ovary). Stigma adalah sebagai penerima pollen, pollen
akan berkecambah pada stigma dan masuk ke tangkai putik, akhirnya sampai ke
ovary. Ovary mempunyai satu atau lebih bakal biji (ovule).
Outbreeding genetic disebabkan beberapa
indikasi antara lain pertumbuhan pollen menurun, pertumbuhan pollen normal
tetapi tabung pollen terhambat dalam stylus, pollen tube tumbuh normal dan
gamet mencapai ovule tetapi tidak terbentuk biji. Factor fisiologis dapat juga
menyebabkan terjadinya inkompatibilitas. Apabila stamen lebih dahulu matang
daripada pistil disebut protandri, sebaliknya apabila pistil lebih dahulu
matang daripada stamen disebut protogeni.
Selft
–inkompatibilitas genetic disebabkan oleh beberapa indikasi antara lain:
1.
pertumbuhan pollen
menurun,
2.
pertumbuhan pollen normal
tapi tabung pollen terhambat dalam stylus dan
3.
pollen tube tumbuh normal
dan gamet mencapai ovul tetapi tidak terbentuk biji.
1.2
Tujuan
Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenali struktur bunga
tanaman yang mengalami outbreeding dan penyebab outbreeding tersebut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Outbreeding
adalah suatu keadaan dimana tidak terjadinya pembuahan antar sel telur dan sel
sperma pada bunga yang sama. Outbreeding dapat di sebabkan oleh beberapa
faktor, baik faktor morfologi, genetik (sel-inkompatibilitas genetik), maupun
morfologi. Selft –inkompatibilitas genetic disebabkan oleh beberapa indikasi
antara lain:
(1)
pertumbuhan pollen menurun,
(2)
pertumbuhan pollen normal tapi tabung pollen terhambat dalam stylus dan
(3) pollen tube tumbuh normal dan gamet mencapai ovul
tetapi tidak terbentuk biji (Tim.2013).
Inkompatibilitas (incompatibility)
adalah bentuk ketidaksuburan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tanaman yang
memiliki pollen dan ovule normal dalam membentuk benih karena
gangguan fisiologis yang menghalangi fertilisasi. Mekanisme
didalam tumbuhan berbunga yang mencegah terjadinya self-fertilisasi akibat
dekatnya hubungan antara organ reproduksi jantan dan betina pada bunga yang
sempurna (Kao dan Huang, 1994). Inkompatibilitas dapat disebabkan
oleh ketidakmampuan tabung pollen dalam (a) menembus kepala putik, atau
(b) tumbuh normal sepanjang tangkai putik namun tidak mampu mencapai ovule
karena pertumbuhan yang terlalu lambat. Mekanisme ini mencegah silang dalam (selfing)
dan mendorong adanya penyerbukan silang (crossing) (Muhammad.
2005).
Protandri adalah bunga yang benang
sarinya lebih dahulu masak. Dengan demikian Bunga tersebut tidak akan mengalami
penyerbukan sendiri. Contohnya bunga dari tanaman seledri(Apium graveolens
L.), wotel (Daucus corota L), Peterseli (Petroselium crispum
Nym.), dan Bawang Bombay(Allium cepa L.) hampir semua tanaman ini
mengalami penyerbukan silang (Allard, R. W, 1992).
Potogoni adalah bunga yang putiknya
lebih dulu masak daripada benang sari. Bilamana putiknya masak, maka benang
sarinya masih sangat muda dan tidak dapat berkecambah. Dengan demikian putiknya
tidak mengalami penyerbukan sendiri. Contohnya : Coklat (Theobroma cacao
L.), Kubis (Brassica oleracea L. Var.capitata), Apokat ( Persea
Americana miller). (Nasir. M, 2001)
Inkompatibilitas sering juga disebut
dengan inkompatibilitas sendiri karena yang terhalang adalah self-fertilisasi.
terdapat dua jenis inkompatibilitas sendiri (SI) yang berbeda yaitu gametofitik
inkompatibilitas sendiri (GSI) dan inkompatibilitas sendiri sporofitik (SSI)
(Kao dan Huang, 1994). Pada sistem gametofitik, kecepatan
tumbuh tabung pollen dikendalikan oleh rangkaian alel yang disimbolkan dengan
S1, S2, S3, dan sebagainya. Inti pollen adalah haploid sehingga hanya
memiliki satu alel inkompatiblitas. Jaringan tangkai putik pada tanaman betina
adalah diploid sehingga memiliki dua alel inkompatibilitas. Jika alel
inkompatibilitas pada inti pollen identik dengan salah satu alel pada
jaringan tangkai putik, pertumbuhan tabung pollen pada tangkai putik
akan lebih lambat dan pembuahan akan jarang terjadi. (Marufah .2009)
Sistem inkompatibilitas sporofitik
adalah sistem satu lokus dengan jumlah alel S yang banyak. Berbeda dengan
sistem gametofitik, disini alel S memperlihatkan dominansi. Dominansi
ditentukan oleh tanaman yang menghasilkan pollen. Jika tanaman memiliki
genotipe S1S2 dan S1 dominan terhadap S2 sehingga semua pollen dari
tanaman tersebut dapat berfungsi seperti S1; dan pollen dengan alel S1
atau S2 akan inkompatibel dengan tangkai putik S1, tetapi akan kompatibel
dengan tangkai putik S2. Kombinasi genetik dari sistem sprofitik banyak dan
kompleks. Pada sistem ini, penghambatan perkecambahan pollen atau
pertumbuhan tabung pollen terjadi pada permukaan kepala putik, berbeda
dengan sistem gametofitik dimana penghambatan pertumbuhan tabung pollen terjadi
pada tangkai putik (Betty Lukiati.1998).
BAB
III
METODELOGI
3.1
Alat Dan Bahan
a.
Bahan
1. Bunga tusuk konde
2. Bunga
Kembang sepatu
3. Bunga kumis kucing
4. Bunga
alamanda
b.
Alat
1. Pinset,
2. kaca pembesar,
3.2 Cara Kerja
1. Untuk
outbreeding yang disebabkan oleh factor morfologi, panjang stamen dan stylus
diukur, kemudian tentukan termasuk”pin” atau”thrum”.
2. Untuk
outbreeding yang disebabkan factor fisiologis, selisih umur kematangan antara
bunga jantan dan betina (pada tanaman jagung).
BAB V
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar bunga
|
Keterangan
|
Bunga kembang
sepatu
|
Termasuk bunga pin
Panjang pistil = 0,6 cm
Panjang stamen =1 cm
Bagian bagian bunga :
1.
Pistil
2.
Stamen
3. Kelopak
4.
Mahkota
5.
Tangkai putik
Termasuk
bunga lengkap
t
|
Bunga adenium
|
Panjang satamen : 3 cm
Panjang stylus : 2 cm
Termasuk thrum
|
Bunga alamanda
|
Tipe bunga : bunga banci
Panjang stamen : 3,6 cm
Panjang stylus : 0.6 cm
Termasuk thrum
|
Bunga Kumis
Kucing (Orthosiphon stamineus)
|
Tipe bunga : sempurna
Panjang stamen : 4 cm
Panjang stylus : 5,5 cm
Termasuk pin
|
4.2 Pembahasan
Outbreeding
dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor morfologi, genetik
(sel-inkompatibilitas genetik), maupun morfologi. Selft –inkompatibilitas
genetic disebabkan oleh beberapa indikasi antara lain:
(1)
pertumbuhan pollen menurun,
(2)
pertumbuhan pollen normal tapi tabung pollen terhambat dalam stylus dan
(3)
pollen tube tumbuh normal dan gamet mencapai ovul tetapi tidak terbentuk biji.
. Inkompatibilitas
dapat disebabkan oleh ketidakmampuan tabung pollen dalam (a) menembus
kepala putik, atau (b) tumbuh normal sepanjang tangkai putik namun tidak mampu
mencapai ovule karena pertumbuhan yang terlalu lambat. Mekanisme ini
mencegah silang dalam (selfing) dan mendorong adanya penyerbukan silang
(crossing).
Berdasarkan hasil pengamatan pada
praktikum kali ini, dapat dilihat bahwa pada tanaman yang diamati terdapat
perbedaan antara panjang pistil dan stemennya. Hal tersebutlah yang membuat
terjadinya inkompatibilitas. Outbreeding dapat disebabkan oleh beberapa factor,
baik factor marfologi, gemetik, maupun fisiologi. Factor marfologis yang dapat
menyebabkan inkompatibilitas berkaitan dengan panjang pendeknya stamen dan
stylus. Satu tipe yang mempunyai stylus panjang dan stamen pendek disebut pin,
sebaliknya apabila stylus pendek dan stamen panjang disebut thrum. Tanaman
wedelia merupakan tanaman yang memiliki stamen panjang dan stylus pendek yang
disebut “pin”. Bunga kembang sepatu memliki pistil yang lebih panjang sedangkan
stamen sedikit lebih pendek. Karena memiliki pistil yang panjang maka proses
pembuahan akan memakan waktu yang sedikit lama. Karena jarak sel telur dari
mulut pistil hingga ke dalam pangkal tempat sel telur sedikit jauh Factor
fisiologis dapat juga menyebabkan terjadinya inkompatibilitas. Apabila stamen
lebih dahulu matang daripada pistil disebut protandri, sebaliknya apabila
pistil lebih dahulu matang daripada stamen disebut protogeni.
BAB V
KESIMPULAN
·
Dari hasil praktikum yang diperoleh maka dapat saya simpulkan bahwa :
1. Dengan
adanya perbedaan antara panjang pendeknya stilus dan stamen pada suatu tanaman,
maka kita dapat mengenali penyebab terjadinya inkompatibilitas pada tanaman.
2. Factor
factor yajg menyebabkan terjadiny outbreeding:
a.
Morfologi : panjang
pendeknya satamen dan stylus
b.
Genetic : ketidak
cocokan betina dan jantan
c.
Fisiologi :
waktu pematangan serbuk sari atau putik
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka
Cipta. Jakarta
Betty Lukiati. 1998. Inkompatibilitas Seksual. Institut Pertanian Bogor
Betty Lukiati. 1998. Inkompatibilitas Seksual. Institut Pertanian Bogor
Marufah . 2009. Compatibilitas. blog.uns.ac.id. 01 april 2014
Muhammad. 2005. Pengantar Pemulyaan Tanaman.
Departemen Agronomi Dan Hortikultura:
Fakultas Pertanian.
Nasir. M, 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman.
Depatemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Tim.2013. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman.
UNIB: Bengkulu.
No comments:
Post a Comment
mohon komentarnya